Indonesian YUI Forum & Fans Club
Login jika sudah terdaftar jika belum silahkan register untuk menjadi anggota forum

Join the forum, it's quick and easy

Indonesian YUI Forum & Fans Club
Login jika sudah terdaftar jika belum silahkan register untuk menjadi anggota forum
Indonesian YUI Forum & Fans Club
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

[FANFICTION] MY SHORT STORIES

Go down

[FANFICTION] MY SHORT STORIES Empty [FANFICTION] MY SHORT STORIES

Post by Rinkacchi Fri Oct 07, 2011 3:57 pm

Minna-nyan~
Numpang post fanfic ya~
Belum begitu mahir menulis saya ohon kripk pedasnya~~~




MY SHORT STORIES Part 1






“Kaerimichi
oshiete kureta..”



Ia mengalunkan sebuah
lagu ketika kami melewati tepian sungai. Aku memandangnya.



“Lagu apa itu?”,
tanyaku polos



Ia tersenyum kecil.


“Kau mau tahu? Hmm..
Sebenarnya ini lagu ciptaanku sendiri.”



“Hah? Benarkah?”


Ia mengangguk sambil
tersenyum kecil. Agak malu-malu ia menyanyikan lagu itu sekali lagi. Aku
mendengarkannya sambil memejamkan mata. Lagu yang lembut dan indah.



“Maukah kamu
menyanyikannya lagi? Aku ingin menyanyikannya juga.”, pintaku.



Ia tertegun.
Menggaruk-garuk kepalanya lalu menunduk.



“Ah.. Ya boleh saja.”


Aku tersenyum riang.
Kupandangi wajahnya, ia tersenyum malu-malu. Manis sekali.



Sesampainya di
perhentian bis, ia pamit pulang duluan. Kami memang selalu berpisah di tempat
ini. Kami hanya bertemu di perjalanan pulang sekolah. Selebihnya, tak ada
kesempatan untuk kami bisa bertemu dan bicara seperti tadi.



Fujishiro Kouji, itu namanya. Ia adalah siswa dari
sekolah S. Satu sekolah denganku, hanya saja berbeda kelas. Aku mengenalnya
beberapa bulan yang lalu. Saat ituaku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah,
sementara ia bersiap berlatih surfing untuk kompetisi yang memang setiap tahun
di selenggarakan sekolah kami.



Dan entah mengapa, saat itu kami sama-sama menyapa “Hai.”
Satu sama lain. Dan sejak saat itulah, setiap pulang sekolah kami selalu pulang
berdua. Begitulah setiap harinya, hingga hari ini.



Di dalam bis, aku mengingat lagu yang dinyanyikannya
tadi. Walau hanya sedikit, kucoba menyanyikannya.



“Basu
wo matsu nagai kage koibito mitai ni..



Narandeta nanto naku zutto..”


[center]***


Aku mengetikkan sebuah
message berisi penyemangat sesampainya di rumah. Kukirimkan pada Kouji. Tak
perduli ia akan membacanya atau tidak, aku hanya ingin memberinya semangat.
Walau kuakui, aku berharap ia membalas pesanku.



Pesanku terkirim.Aku tersenyum riang. Setidaknya ia tahu
aku menyemangatinya. Kutinggalkan handphoneku di atas meja belajar dan turun ke
lantai bawah untuk makan malam.



Ketika aku kembali ke
kamar, lampu handphone-ku berkedip-kedip tanda ada pesan yang baru saja masuk.
Dengan terburu-buru aku meraihnya, mungkinkah…?



Dan dugaanku tak salah. Aku mendapati sebuah pesan
balasan dari Kouji. Harapanku terwujud, dia membalas pesanku! Wjahaku terasa
panas.. Cepat-cepat kubuka pesan darinya.



“Terima kasih, Yui.
Ganbarimasu!”



Tidak mungkin! Pekikku
dalam hati. Sungguh tak kusangka dia akan membalasnya. Padahal biasanya, saat
pulang berdua pun dia tak pernah sekalipun membahas pesan yang memang setiap
hari kukirimkan padanya. Hatiku terasa berdegup seratus kali lebih cepat dari biasanya.
Yui, ada apa denganmu? Kenapa kamu jadi begitu berdebar-debar?, kataku pada
diriku sendiri.



***


Keesokan harinya
seorang siswi yang sepertinya adik kelasku tiba-tiba datang menghampiriku yang
sedang berlatih bermain gitar.



“Kakak pacaran dengan Fujishiro Kouji dari klub
surfing?”, tanyanya dengan mimik serius.



Aku terkejut. Heee?
Darimana dia dapat berita seperti itu?



“Tidak. Siapa yang
bilang begitu.” Ia mengernyitkan kening.



“Jadi kakak bukan
pacarnya? Lalu kenapa kalian sering pulang bersama?”, aku reflek tertawa kecil
saat mendengar pertanyaannya.



“Ahahahaha.. Jadi Karena itu? Memangnya tidak boleh
pulang dengan teman sepulang sekolah?”, aku balik bertanya.



“Tidak sih.”, jawabnya
sambil menoleh kea rah jendela. “Habisnya kalian kelihatan cocok sekali.”



Aku agak malu saat
mendengar penuturannya. “Begitu ya? Hmm.. Tak kusangka ada yang berpendapat
begitu.”



“Yoshioka-san suka
dengan Fujishiro?”, dia bertanya dengan seringai kecil. “Suka kan?”, tanyanya
sedikit mendesak.



“He.. Hei.. Tunggu.
Tidak beralasan bertanya seperti itu. Lagipula, aku kakak kelasmu!”, kataku
menakut-nakuti.



Gadis itu bukannya
takut tapi malah semakin mendesakku untuk menjawab pertanyaannya. Hingga
akhirnya aku menyerah.



“Baiklah.. Baiklah..
Jawabannya.. Hmm..”, aku bertingkah seolah-olah akan menjawab pertanyaannya.
Dia, dengan mata bulat besarnya menatapku penuh harap dengan wajah senang.



Aku melangkah mundur
menuju pintu keluar, “Jawabannya.. Tidak ada. Dadah!”, secepat kilat aku
berlari ke luar meninggalkan gadis itu yang menatapku sambil melongo.



Aku tertawa lepas.
“Hahahahahaha.”



“Kenapa tertawa.”, kata
seseorang di belakangku. Aku menoleh ke belakang. Kouji..



Sesaat aku terpaku
sampai ia menegurku.



“Hei malah melamun!”,
protesnya. Aku hanya tersenyum kecil sambil menggeleng kecil.



“Tidak kok. Tidak ada
apa-apa.”



***


“Senpai, namaku Rin
Suzuki. Maaf tadi aku bertanya macam-macam.”, anak yang menemuiku tadi pagi
tiba-tiba mencegatku saat perjalanan pulang sekolah.



“Hee? Eh, tak apa kok.
Umm.. Iya, salam kenal namaku Yoshioka Yui.”, kataku memperkenalkan diri.
Karena kebetulan hari ini Kouji berlatih surfing, jadi kami tak pulang bersama.
Dan mungkin, kali ini agak berbeda karena yang menemaniku adalah Rin.



“Aku sebenarnya sudah tahu senpai sejak lama,” kata Rin
memulai pembicaraan. Aku menoleh ke arahnya.



“Iya. Dulu senpai
pernah tampil solo saat bunkasai kan?” Senpai keren sekali! Sebenarnya aku fans
senpai loh!” Rin melangkah kakinya satu langkah lebih maju di depanku. Aku
tersenyum kecil sambil ikut melangkah dengan cara yang sama dengannya.



“Kalau menurutku,
Yui-senpai dan Kouji itu benar-benar cocok!”, Rin menggodaku sekali lagi. Aku
tersenyum kecil sambil menggeleng kecil. Ada-ada saja pemikirannya. Tidak
sedikitpun aku pernah memikirkan Kouji dengan perasaan “suka”. Aku sendiri
bahkan belum tahu seperti apa perasaan menyukai seseorang itu. Yang aku tahu, saat
ini bisa bersama Kouji saja sudah cukup. Aku senang bersamanya. Walaupun hanya
sebatas “teman pulang bersama”.



***


“Yui-senpai..”


“Yui-senpaiiii…”, suara
Rin menyadarkanku dari lamunan singkatku tentang Kouji.



Sejenak tadi, aku
teringat kata-kata Rin tempo hari. Seberapa cocok sebenarnya jika aku berada di
samping Kouji. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa gelisah saat memikirkannya.
Sejujurnya, ini saja sudah cukup untukku. Kouji pun tidak pernah terlalu
meributkan aku yang memang masih sangat sering mengiriminya pesan.



Hanya saja..


Seperti ada suatu
perasaan aneh yang mengganjal hatiku.



Aku tidak tahu apa..


***





[/center]
Rinkacchi
Rinkacchi
Admin
Admin

Jumlah posting : 25
Join date : 07.10.11

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik